A. Pengertian Evaluasi Dan Evaluasi
Pendidikan
Secara
harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa inggris Evaluation yang berarti penilaian. Dengan demikian secara harfiah
evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai penilaian mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan kegiatan pendidikan.
Dari
segi istilah sebagaimana dikemukakan Edwind Wandt dan Gerald W.Brown evaluasi
pendidikan yaitu kegiatan atau proses penentuan nilai pendidikan, sehingga
dapat diketahui mutu atau hasil-hasilnya.[1]
B. Tujuan Evaluasi Pendidikan
1. Tujuan
Umum
a. Untuk
memperoleh data pembuktian, yang akan menjadi petunjuk sampai dimana tingkat
kemampuan dan tingkat keberhasilan peserta didik dalam pencapaian tujuan-tujuan
kurikuler, setelah mereka menempuh proses pembelajaran dalam jangka waktu yang
ditentukan.
b. Untuk
mengetahui tingkat efektivitas dari metode-metode pengajaran yang telah
dipergunakan dalam proses pembelajaran selama jangka waktu tertentu.
2. Tujuan
Khusus
a. Untuk
merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program pendidikan. Karna
tanpa adanya evaluasi maka tidak mungkin timbul kegairahan peserta didik untuk
memperbaiki dan meningkatkan prestasinya masing-masing.
b. Untuk
mencari dan menemukan faktor-faktor penyebab keberhasilan dan ketidakberhasilan
peserta didik dalam mengikuti program pendidikan sehingga dapat ditemukan
cara-cara perbaikannya.[2]
C. Fungsi Evaluasi
Kegiatan
evaluasi dalam proses belajar mengajar mempunyai fungsi yang bervariasi di
dalam proses belajar mengajar antara lain,[3]
a. Sebagai
alat guna mengetahui apakah peserta didik telah menguasai pengetahuan,
nilai-nilai dan ketrampilan yang telah diberikan oleh seorang guru.
b. Untuk
mengetahui aspek-aspek kelemahan peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar
c. Mengetahui
tingkat ketercapaian siswa dalam kegiatan belajar
d. Sebagai
saran umpan balik bagi seorang guru, yang bersumber dari siswa.
e. Sebagai
alat untuk mengetahui perkembangan belajar siswa.
f. Sebagai
materi utama laporan hasil belajar kepada para orangtua siswa.
D. Prinsip-Prinsip Evaluasi
Suatu
evaluasi hanya akan merupakan suatu langkah pendidikan yang berarti dan berguna
jika evaluasi dilakukan dengan baik.[4]
Untuk memperoleh hasil evaluasi yang lebih baik pelaksanaan kegiatan evaluasi
hendaknya bertitik tolak dari prinsip-prinsip[5]
sebagai berikut:
1. Kontinuitas
Pendidikan
adalah suatu proses yang kontinu maka evaluasi pun harus dilakukan secara
kontinu. Hasil penilaian yang diperoleh pada suatu waktu harus senantiasa
dihubungkan dengan hasil-hasil dalam waktu sebelumnya sehingga dapat diperoleh
gambaran yang jelas dan berarti tentang perkembangan anak didik.
2. Keseluruhan
Dalam
melakukan evaluasi terhadap suatu objek, kita mengambil seluruh objek itu
sebagai bahan evaluasi. Misalnya jika objek evaluasi itu si anak, maka yang
dievaluasi adalah seluruh aspek kepribadian anak itu, baik aspek kognitif,
afektif maupun psikomotorik.
3. Objektivitas
Dalam
mengevaluasi hendanya berlaku seobjektif mungkin. Oleh sebab itu
perasaan-perasaan, keinginan-keinginan, prasangaka yang bersifat negatif harus
dijauhkan. Evaluasi harus didasarkan atas kenyataan yang sebenarnya.
4. Kooperatif
Prinsip
ini sangat erat kaitannya dengan ketiga prinsip diatas. Dalam prinsip ini
dikandung maksud bahwa setiap kegiatan evaluasi hendaknya dilakukan
bersama-sama oleh semua guru yang bersangkutan. Disamping hasil evaluasi dari
guru, data evaluasi dari orangtua anak didik harus pula turut dipertimbangkan.
E. Sistem Evaluasi
Yang
dimaksud dengan sistem penilaian/ evaluasi ialah cara yang digunakan dalam
menentukan derajat keberhasilan hasil penilaian sehingga kedudukan siswa dapat
diketahui apakah telah menguasai tujuan instruksional atau belum. Sistem
penilaian hasil belajar dibedakan didalam dua sistem yakni penilaian acuan
norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP).[6]
PAN
adalah penilaian yang diacukan kepada rata-rata kelompoknya. Dengan demikian
dapat diketahui posisi kemampuan siswa didalam kelompoknya. Untuk itu kriteria
yang digunakan dalam menentukan derajat prestasi seorang siswa, dibandingkan
dengan nilai rata-rata kelasnya. Dengan kata lain prestasi yang dicapai
seseorang posisinya sangat bergantung pada prestasi kelompoknya.
PAP
adalah penilaian yang diacukan kepada tujuan instruksional yang harus dikuasai
oleh siswa. Dengan demikian derajat keberhasilan siswa dibandingkan dengan
tujuan yang seharusnya dicapai bukan dibandingkan dengan rata-rat kelompoknya.
Biasanya kriteria keberhasilan berkisar 75-80 persen. Artinya siswa dikatakan
berhasil jika dapat menguasai 75-80% dari tujuan yang seharusnya dicapai.
F.
Aspek-
Aspek yang di Evaluasi
Aspek
aspek yang dievaluasi harus bertitik tolak dari tujuan dan prinsip evaluasi
sendiri. Agar aspek-aspek tersebut relevan dengan apa yang kita harapkan.
Adapun aspek-aspek yang harus dievaluasi[7]
meliputi:
a. Perkembangan
Pribadi Anak Didik
1. Sikap
Bagaimana
sikap anak didik terhadap tuhan, orangtua, masyarakat, teman, tata tertib
sekolah, lalu lintas, bangsa dan negara dsb? Apakah sikap peserta didik sesuai
dengan yang diharapkan?
2. Pengetahuan
dan pengertian anak didik terhadap bahan pelajaran
Apakah
anak didik sudah mengetahui dan memahami tugas-tugas sebagai warga negara,
warga masyarakat, warga sekolah dsb?
3. Kecerdasan
anak didik
Apakah anak didik pada taraf tertentu sudah dapat
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi khususnya dalam hal pelajaran?.
4. Perkembangan
jasmani dan kesehatan
Apakah jasmani anak didik sudah berkembang secara
harmonis? Apakah anak didik dapat membiasakan diri hidup sehat? Dsb
5. Keterampilan
Apakah
anak didik sudah terampil membaca, menulis, berhitung? Apakah anak didik sudah
termpil berternak, bertani dsb?
b. Isi
Pendidikan
1. Apakah
materi pelajaran atau kegiatan yang dilakukan relevan dengan perkembangan umur,
minat dan kebutuhan anak didik?
2. Apakah
situasi dan suasana sekolah sudah cukup baik?
3. Apakah
sarana dan prasarana sudah tersedia dengan lengkap?
4. Bagaimana
keadaan kepala sekolah, guru dan pegawainya?
c. Proses
pendidikan
1. Apakah
cara guru mengajar baik metode dan tekniknya relevan dengan tujuan pengajaran?
2. Apakah
cara belajar siswa aktif sudah berfungsi sebagaimana messtinya?
3. Apakah
waktu sudah tersedia untuk belajar dan mengajar?
4. Adakah
waktu istirahat?
DAFTAR
PUSTAKA
1. Arikunto,
Suharsimi. 1986. Dasar-dasar Evaluasi
Pendidikan, Yogyakarta:Bina Aksara.
2.
Sulistyorini. 2009. Evaluasi Pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan, Yogyakarta:
Teras
3. Arifin,
zainal. 1988. Evaluasi Instruksional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
4. Sudijono,
Anas. 2005. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
5. Buchori,
M. 1983. Teknik-Teknik Evaluasi dalam
Pendidikan. Bandung: Jemmars.
[1] Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan ,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 2005) hlm: 1
[2] Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan ,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 2005) hlm: 16
[3] Sulistyorini, Evaluasi Pendidikan dalam meningkatkan mutu
pendidikan, (Yogyakarta: Teras 2009) hlm: 52
[6] Sulistyorini, Evaluasi
Pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan, (Yogyakarta: Teras 2009) hlm:
56
Tidak ada komentar:
Posting Komentar